Sudah berlaku di masyarakat kita, setelah selesai sholat berjama’ah, satu sama lain saling bersalaman. Apakah itu ada dasar hukumnya, lantas apa faedahnya?
Bersalaman antar sesama muslim memang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal itu dimaksudkan agar persaudaraan semakin kuat, persatuan semakin kokoh. Salah satu bentuknya adalah anjuran untuk bersalaman ketika bertemu. Bahkan jika ada saudara muslim yang datang dari bepergian jauh, misalnya habis melaksanakan ibadah haji, maka disunnahkan juga saling berangkulan (mu’anaqah).
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib, Rasulullah SAW bersabda bahwa dua orang yang bertemu dan bersalaman akan diampuni dosa mereka sebelum berpisah. (HR Ibnu Majah)
Berdasarkan hadits inilah ulama Syafi’iyyah mengatakan bahwa bersalaman setelah sholat hukumnya sunnah. Kalaupun perbuatan itu dikatakan bid’ah (hal baru) karena tidak ada penjelasan mengenai keutamaan bersalaman usai sholat, maka bid’ah yang dimaksud di sini adalah bid’ah mubahah, yang diperbolehkan. (Soal bid’ah, lihat penjelasannya dalam fasal tentang bid’ah).
Imam Nawawi menyatakan, bersalaman sangat baik dilakukan. Sempat ditanyakan, bagaimana dengan bersalaman yang dilakukan usai shalat? Menurut Imam Nawawi, salaman usai shalat adalah bid’ah mubahah dengan rincian hukum sebagai berikut: Jika dua orang yang bersalaman sudah bertemu sebelum shalat maka hukum bersalamannya mubah saja, dianjurkan saja, namun jika keduanya berlum bertemu sebelum shalat berjamaah hukum bersalamannya menjadi sunnah, sangat dianjurkan. (Dalam Fatâwî al-Imâm an-Nawâwî)
Bahkan sebagian ulama mengatakan, orang yang sholat itu sama saja dengan orang yang ghaib alias tidak ada di tempat karena bepergian atau lainnya. Setelah sholat, seakan-akan dia baru datang dan bertemu dengan saudaranya. Maka ketika itu dianjurkan untuk berjabat tangan. Keterangan ini diperoleh dari kita Bughyatul Muytarsyidîn.
Jadi bisa disimpulkan, hukum bersalaman usai shalat adalah mubah atau boleh, bahkan menjadi sunnah jika sebelum shalat kedua orang yang bersalaman belum bertemu.
KH. Muhyiddin Abdusshomad
Ketua PCNU Jember, Jawa Timur
Sumber : www.nu.or.id
Links Ahlussunnah wal Jama'ah
Arsip Blog
-
▼
2009
(29)
-
▼
July
(19)
- SEKELUMIT PENGANTAR TENTANG SEKTE WAHABI/SALAFI
- BERZIARAH KE MAKAM RASULULLAH
- SEJARAH WAHABI
- AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM ILMU TAUHID
- DO’A, BACAAN AL-QUR’AN, SHADAQOH & TAHLIL UNTUK OR...
- DOA PADA 7 ATAU 40 HARI SETELAH KEMATIAN
- ADZAN JUM’AT DUA KALI
- CARA SHOLAT RASULULLAH SAW
- DO'A ISTIGHOTSAH
- PRAKTIK BID'AH HASANAH PARA SAHABAT SETELAH RASULU...
- BERJABAT TANGAN USAI SHOLAT
- 73 GOLONGAN UMAT ISLAM
- PENJELASAN ZIARAH KUBUR
- NISHFU SYA'BAN
- Penjelasan TAHLILAN
- PENJELASAN TABARRUK
- PENJELASAN BID’AH
- SEJARAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
- ARTI AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
-
▼
July
(19)
Labels
- Aswaja (4)
- Bab Sholat (2)
- Bid'ah (2)
- Ibn Abdul Wahab (5)
- Istighotsah (1)
- Nashirudin Al-Albani (3)
- Nishfu Sya'ban (1)
- Pengkafiran (1)
- Salafy (1)
- Sholat Jum'at (1)
- Syirik (1)
- Tabarruk (1)
- Tahlilan (3)
- Tauhid (5)
- Wahabi (4)
- Ziarah Kubur (2)
Traffic Pengunjung
Wednesday, July 29, 2009
BERJABAT TANGAN USAI SHOLAT
Labels: Bab Sholat
Telah datang kabar kepada kita dari Allah, “Bahwa telah datang kepadamu cahaya.” (Al-Maidah: 15). Sungguh Mahasuci Allah, yang telah memberitakannya kepada kami.
Dan sesungguhnya cahaya Thaha, hamba-Nya, akan didapatkan dengan mengingatnya. Maka agungkanlah Sang Pemberi Anugerah.
Dia (Muhammad) adalah rahmat dari Sang Pencipta, maka renungkanlah firman-Nya yang berbunyi, “Maka bergembiralah kamu.” Maka segeralah kamu bergembira dengan kelahirannya.
Dengan berpegang teguh pada tali syariat-Nya dan berusahalah senantiasa di jalan Allah, yang telah menciptakan kita.
Renungkanlah cahaya Rasul, yang ketika ditanyakan kepadanya, “Sejak kapankah kenabianmu?”, sabdanya, “Kenabianku sejak Adam AS. Masih berupa air dan tanah.” Maka sadarlah kamu dari kelalaianmu itu dan bangkitlah sadar.
Maka pahamilah rahasia-rahasia Tuhanku, yang selalu memindahkanmu (SAW) dari sulbi (tulang rusak) yang mulia ke sulbi orang yang mulia dan terpilih.
Tidaklah terpisah dari dua kelompok terkecuali aku berada pada yang terbaik, begitulah hingga aku dilahirkan.
Maka aku adalah yang terbaik dari yang terpilih, dan aku terlahir dari pernikahan yang Tuhanku telah menjaganya.
Ketahuilah, Allah telah menyucikan zatnya, serta menjaga dan memilihnya, maka tidaklah pernah Allah memunculkan manusia seagung dirinya.
Dan dengan mencintai dan mengingatnya serta membantu syariatnya dan penghormatan serta pengagungan terhadap-Nya, Allah, Pencipta Arasy, yang telah mewasiatkan kita.
Wahai Tuhan kami, limpahkanlah selawat dan salam selalu atas kekasih-Mu yang telah menyeru kami kepada-Mu.
0 comments:
Post a Comment